Amsal 6

Kebijaksanaan bukan hanya terbatas pada perkataan tetapi didukung dalam tindakan perbuatan yang dapat dipertanggung jawabkan, Salomo memperingatkan agar kita tidak terperangkap menjadi penjamin hutang orang lain. Zaman sekarang ini banyak orang yang tidak melihat konsekuensi menjadi penjamin bagi orang, jika hal tersebut sudah terlanjur terjadi maka solusi yang dberikan yaitu menenangkan diri dan keluar secepatnya dari situasi ini. Karena jika terjebak dalam masalah terlibat sebagai penjamin hutang seseorang (teman) artinya sedang berada dalam kuasa seseorang, dimana akan terbuka peluang untuk menodai reputasi dan kepercayaan kita. Itu sebabnya ayat satu sampai lima memberikan peringatan untuk bertindak bijaksana dan tidak memberikan kepada siapapun kuasa atas hidup kita.

Suatu hal menakjubkan bagaimana manusia dapat belajar dari binatang.  Binatang hidup tidak menyakiti diri sendiri dan tidak malas, contohnya kerajinan semut yang merupakan kebalikan dari kemalasan manusia. Hal ini membukakan pandangan kita bahwa Tuhan menggunakan mahluk di alam untuk mengajar manusia. Seringkali manusia kehilangan fokus tetapi binatang hidup sesuai dengan tujuan Tuhan bagi mereka, misalnya lebah pekerja, semut penggali dan semut prajurit. Tetapi hal menarik yang perlu diperhatikan, jika Elohim memberikan sistem pengarahan dan insting kepada binatang untuk mengerti cara terbang, mengurus anak dan berimigrasi, tentu Elohim juga memberikan manusia kemampuan yang sama bahkan lebih untuk mengetahui yang benar dan salah secara naluri. Pasal ini menekankan agar manusia belajar dari cara hidup semut yang tidak termotivasi dari faktor luar tetapi mendorong diri mereka sendiri untuk bekerja. Demikian halnya dengan manusia yang hidup bergantung pada dorongan motivasi oleh orang lain perlu belajar dari semut (ayat 6-11).

Perbuatan berbicara lebih keras dari perkataan kita, dunia melihat cara hidup kita dan bukan mendengarkan perkataan kita. Ayat dua belas sampai lima belas berbicara bahwa tidak berguna hidup orang-orang yang berbohong karena akan menimbulkan pertengkaran dan perselisihan. Tuhan membenci mata yang sombong, lidah yang berbohong, pembunuhan tanpa alasan yang tepat, hati yang merencanakan yang jahat, orang yang cepat melakukan dosa, orang yang bersaksi dusta tentang orang lain dan yang paling keji yaitu orang yang menimbulkan pertengkaran (ayat 16, 6:19). Pasal ini menekankan seorang pemalas yang berbohong akan segera dibinasakan tanpa pemulihan.

Kita perlu mendengarkan orangtua jasmani tetapi tetap menghormati otoritas yang datang dari firman Elohim. Firman-Nya sama seperti pakaian dan perhiasan yang digunakan untuk menutupi diri karena firman-Nya menuntun dan menjaga. Kita tidak dapat melakukan sesuatu jika tidak memikirkannya terlebih dahulu dalam hati kita, demikian halnya jika kita tidak berbuat dosa dalam hati, maka kita tidak akan berbuat dosa secara jasmani.

Bible Reference: 
Amsal 6